Halloween Costume ideas 2015

Sekilas Musthalah Hadits dan Sejarahnya oleh Deden Ruhiat Mubarok

  Nama     : Deden Ruhiat Mubarok
  Fakultas : Dirasat Islamiyah wal ‘Arabiyah
  Judul       : Sekilas Musthalah Hadits dan Sejarahnya



                            Mabadi  Ilmu Hadits Dirayah/Mustholah Hadits
 1.  Definisi:
                                "هو علم يعرف به حال الراوي والمروي من حيث القبول والرد"                                                                         
     “Ilmu yang dengannya diketahui keadaan periwayaat dan yang diriwayatkan dari segi  diterima atau ditolaknya”.
2. Maudu’/ Objek yang di bahas:
                                                               "الراوي والمروي من حيث القبول والرد"
      “Perawi hadits dan hadits yang diriwayatkan dari segi diterima dan ditolaknya.”
3. Faidah mempelajarinya:
              "معرفة ما يقبل وما يرد من الأحاديث النبوية"
      “ Mengetahui diterima atau ditolaknya suatu hadits dari hadits-hadits rosulullah SAW.”
4. Istimdad/pengambilannya:
                   "من تتبع أحوال الرواة"                                                                        
5. Keutamannya:
                                                                          "من أشرف العلوم, لتعلقه بخير مخلوق"
     “Termasuk semulia-mulianya ilmu, karena keterkaitannya dengan sebaik-baik makhluk.”
5. Waadi’/pencetus: 
       الحافظ القاضي أبو محمد الحسن بن عبد الرحمن بن خلاد الفارسي الرامهرمزي                         
7. Masaail/permasalahan-permasalahannya:
     "قضاياه المبحوثة عن حال الراوي والمروي"                                                                       “Permasalahan-permasalahan yang diteliti seputar keadaan periwayat dan yang diriwayatkan.”
8. Hukumnya: 
    Fardhu Kifaiyah
9. Nisbat/Hubungannya:                                                                                                        "من العلوم الشرعية"
    “Termasuk ilmu-ilmu syariah”.
10. Nama:
    Ilmu hadist dirayah, mustholahul hadits, dan ushulul hadits.
                    
                    Sejarah perkembangan Ilmu hadits dirayah
   Sunnah adalah sumber kedua dari sumber hokum islam, ia adalah perkataan, perbuatan dan ketetapan serta sifat-sifat yang bersumber dari Rosulullah SAW.
   Sunnah adalah jalan yang terpuji, sebagaimana diriwayatkan dari Abdullah ibn ‘Amru ibn ‘Ash, Rodiyallahu ‘anhuma ia (Abdullah) berkata: Bersabda Rasulullah SAW;
لايؤمن أحدكم حتى يكون هواه تبعا لما جئت به (رواه البيهقي والطبراني)
“Tidaklah beriman diantara kalian sampai hawa nafsunya tunduk terhadap apa yang aku datang dengannya.”
   Sunnah adalah penjelas, penguat, penafsir bagi Al-Qur’an. Ia keluar dari cahaya yang sama dimana Al-Qur’an keluar darinya, Allah SWT berfirman:
وما ينطق عن الهوى, إن هو إلا وحي يوحى (النجم:3-4)                                                                         
   Para sahabat sangat begantung pada hafalan dan sedikit menulis. Ketika ada sebagian dari mereka yang mengumpulkan hadits, Rosulullah langsung melarang hal tersebut, amenghindari tercampurnya  Al-Quran dengan Sunnah. Namun beliau membolehkan   Abdullah ibn ‘Amru ibn ‘Ash Rhadiyallahu ‘anhuma menuliskan hadits. Mak Abdullah ibn ‘Amru ibn ‘Ash menulis lembaran yang diberinama “Ashahifah Ashadiqoh”, tulisan ini termaktud dengan sempurna di Musnad Imam Ahmad Rahimahullah, yang jumlah haditsnya sekitar 748 hadits.
  Setelah Rosulullah SAW hijrah ke Madinah sekitar tahun sebelas hijriah, Abu hurairah ra duduk di masjid Nabawi meriwatkan hadits dari Rosulullah SAW dari shalat shubuh sampai shalat isya.
  Pada zaman Umar ibn Khattab ra yang berlangsung dari tahun 13 sampai 23 hijriah, banyak terjadi ekspansi kekuasaan terutama di wilayah Persia dan Syam. Maka Umar ibn Khattab melarang para sahabat keluar dari Madinah agar bisa bermusyawarah dengan mereka dan mengambil ilmu dari mereka. Pada zaman ini Abu Hurairah ra meriwayatkan hadits dari shalat shubuh sampai shalat Ashar.
  Datanglah zaman Utsman ibn ‘Affan ra dari tahun 24 sampai 35 hijriah, yang mana banyak terjadi fitnah di akhir-akhir masa pemerintahnya. Kemudian datang era Ali ibn Abi thalib karramallahu wajhah yang mana pada zaman ini bermunculan kelompok-kelompok baru dalam islam untuk pertama kali mereka adalah; Khawarij, Syiah, Murji’ah, kemudian penduduk Syam. Terjadilah fitnah dan hal-hal besar yang mendorong banyaknya orang yang membuat hadits palsu, seolah terlupakan perkataan Rosulullah SAW;
من كذب علي متعمدا فليتبوأ مقعده من النار" (أخرجه مسلم في صحيحه)                                                  "
    Hal ini membuat khawatir Khalifah Umar ibn Abdul Aziz, maka beliau memerintahkan Abu Abdullah Azzuhry rahimahullah salah satu pakar sunnah di Madinah untuk mengkodivikasi sunnah. Beliaupun menyuruh setiap daerah agar menulis hadits-hadits yang mereka punya, maka terkumpullah hadits dari berbagai daerah,  sehingga berdirilah madrasah hadits di Madinah yang di pimpin oleh Imam Malik ibn Annas ra dan madrasah hadits di Kufah yang dipimpin oleh Imam Abu Hanifah ra.  Dari keduanya muncullah Imam Syafii ra, yang dari Imam Syafi’i ini Imam Ahmad ibn Hambal ra datang lalu dari padanya tersusun Madrasah fiqh dan terbangun madzhab yang empat.



                                                                                


Posting Komentar

Google Anda

facebook 1.1k

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget