Halloween Costume ideas 2015

Hikmah Perkataan Ulama UWAIS AL-QARNI oleh Lindayani

Hikmah Perkataan Ulama UWAIS AL-QARNI
”Berada di tengah-tengah orang ramai sehingga tidak dikenal lebih aku sukai”
Uwais Al-qarni atau Uwais bin ‘Amir Al-qarni, ia seorang penduduk Yaman daerah qarn dan dari kabilah Murad. Beliau merupakan ulama yang patut kita teladani, ayahnya telah meninggal dan ia hidup bersama sang ibu yang sangat beliau cintai, beliau sangat berbakti kepada ibunya.
Dalam suatu sejarah Uwais Al-qarni ingin sekali pergi untuk berhaji tetapi beliau tidak tega meninggalkan ibunya hanya seorang diri, Uwais Al-qarni ingin sekali mengajak sang ibu untuk pergi berhaji juga tetapi ia tidak memiliki bekal yang cukup. Namun Uwais Al-qarni pun menceritakan niatnya untuk pergi berhaji kepada sang ibu, lalu ibunya pun memberikan izin kepada Uwais Al-qarni untuk pergi berhaji, ibunya berpesan kepada Uwais Al-qarni agar segera kembali setelah ia selesai beribadah haji.
Lalu Uwais Al-qarni pun pergi ke mekkah untuk untuk melakukan ibadah haji dan beliaupun ingin sekali bertemu rasulullah namun pada saat itu rasulullah sedang berperang, karena beliau mengingat pesan ibunya untuk segera pulang dan beliau pun kembali ke yaman.
 Dalam suatu riwayat rasulullah pernah bercerita kepada para sahabat tentang Uwais Al-qarni tanpa pernah melihatnya, rasulullah menceritakan bahwa Uwais Al-qarni penduduk dari Yaman daerah qarn dan dari kabilah Murad, ayahnya telah meninggal, ia hidup bersama ibunya dan ia sangat berbakti kepada ibunya. Rasulullah pun menceritakan bahwa Uwais Al-qarni pernah menderita penyakit kusta lalu ia berdoa kepada Allah untuk disembuhkan dari penyakit tersebut dan Allah memberikan ia kesembukan, tetapi masih ada bekas di kedua lengannya sebesar dirham. Rasul juga mengatakan ia adalah pemimpin para tabi’in.
Rasulullah bersabda kepada sayyidina Umar bin Al-khotab ‘’jika kamu bisa meminta kepadanya untuk memohonkan ampun kepada Allah, maka lakukanlah’’.
Ketika sayyidina Umar telah menjadi Amirul Mukminin, Datanglah pada suatu hari jama’ah haji dari yaman dan sayyidina umarpun langsung bertanya apakah diantara jama’ah haji itu ada yang bernama Uwais Al-qarni, lalu seseorang menjawab bahwa ia adalah Uwais Al-qarni.
Uwais Al-qarni bekerja mengembala lembu untuk memenuhi kehidupan bersama sang ibu, ia pun membeli seekor anak lembu dimana anak lembu tersebut setelah sudah besar untuk di jual guna memenuhi kebutuhan pergi berhaji bersama sang ibu. Lalu Uwais Al-qarni bersama sang ibu pergi berhaji, iapun menggendong ibunya dari Yaman menuju ke Mekkah.
Setelah Uwais Al-qarni dan ibunya kembali ke Yaman, ibunya bertanya kepada Uwais Al-qarni do’a apa saja yang ia munajatkan selama berada di Mekkah, lalu iapun mengatakan kepada sang ibu bahwa ia berdo’a agar Allah mengampuni dosa-dosa ibunya belaiu berharap dengan
Allah mengampuni dosa-dosa ibunya, Allah akan memasukan ibu beliau ke syurga, dan ketika ibunya redho dengannya, beliaupu akan ikut masuk syurga.
Namun sang ibu menginginkan agar Uwais Al-qarni untuk berdo’a supaya beliau disembuhkan secara total atas penyakitnya, tetapi beliau tidak ingin, kerana jika beliau meminta supaya disembuhkan dari penyakitnya seakan-akan beliau tidak ridho atas apa yang Allah berikan kepadanya, tetapi ibu beliau tetap ingin agar Uwais Al-qarni meminta kepada Allah untuk disembuhkan dari penyakitnya. Karena beliau tidak ingin membantah perintah sang ibu akhirnya Uwais Al-qarni pun meminta kepada allah untuk menyembuhkan penyakitnya.
Tidak lama kemudian, ibunya meninggal dunia. Beliau telah menunaikan semua permintaan ibunya. Beliau telah menjadi orang yang paling tinggi martabatnya di sisi Allah.
Sayyidina Umar dan sayyidina Ali dapat bertemu langsung dengan Uwais Al-qarni dan seperti yang diperintahkan oleh Rasulullah mereka meminta supaya Uwais Al-qarni berdo’a agar Allah mengampuni semua dosa-dosa mereka.
Ketika Uwais Al-qarni bertemu sayyidina umar dan sayyidina Ali, beliau berkata:
“Aku ini datang dari Yaman ke Madinah karena aku ingin menunaikan wasiat rasulullah S.A.W kepada kamu supaya bisa bertemu dengan aku.”
Maka Uwais Al-qarni pun telah mendo’akan untuk mereka berdua.
Setelah itu sayyidina Umar, yang ketika itu memegang  jabatan sebagai khalifah ingin membuat  surat kepada gubernur kufah agar melayani Uwais Al-qarni dengan layanan yang istimewa, namun Uwais Al-qarni menolak dengan baik niat baik sayyidina Umar dan berkata “ berada di tengah-tengah orang ramai sehingga tidak dikenali lebih aku sukai”.
Demikianlah pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah ulama Uwais Al-qarni bahwa beliau lebih memilih tidak di kenal banyak orang dan dianjurkan juga bagi kita semua untuk meminta do’akan kepada orang shalih.
Wallahu a’lam bisshowaf


Posting Komentar

Google Anda

facebook 1.1k

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget