Halloween Costume ideas 2015

Menebar Kasih Sayang antar-sesama Oleh:Sandra Amalita

Menebar Kasih Sayang antar-sesama
      Oleh:Sandra Amalita

Manusia adalah makhluk homososius ,yaitu makhluk berteman. Manusai tidak dapat hidup sendirian ia selalu bersama-sama dengan orang lain. Sulit dibayangkan, jika ada manusia yang hidup menyendiri tanpa berhubungan dengan manusia lainnya. Manusia akan dapat berkembang dengan wajar bila mereka hidup dengan orang lain. Manusia dalam hidupnya selalu ketergantungan dan hidup bersama.
Allah swt. Menciptakan manusi untuk saling kenal-mengenal satu sama lain. Yang  mana Allah swt.telah berfirman di dalam alquran surah al-Hujurat:
“Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesunggguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan bantuan dari orang lain. Bahkan, muli dari dalam kandungan sampai meninggal dunia. Dalam mempertahankan hidup dan usaha mengejar kehidupan yang lebih baik, kiranya tidak mungkin hal itu dilakukan sendiri tanpa bekerja sama dengan orang lain.
Kekuatan manusia pada hakikatnya tidak hanya terletak pada kemampuan fisiknya atau pada kemampuan jiwanya saja,melainkan terletak pada kemampuannya dalam bekerja sama dengan orang lain.
Masyarakat merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya manusia menuju kedewasaan. Di dalam masyarakat manusia dapat menjalin kehidupan yang harmonis. Yang dilandasi rasa kasih dan sayang. Oleh karena itu, seorang ulama pernah berkata,:
“Cinta karena Allah adalah cahaya yang menyinari hati manusia, cinta karena  Allah mengangkat derajat manusia, dan dengan cinta manusia menjadi dekat dan bahagia.”
Allah swt. Memiliki sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada makhluknya. Terutama kepada manusia yang diciptakan dengan segala kesempurnaan. Memiliki akal untuk bisa mentadabburi ciptaanNya, diberi hati untuk saling mengasihi satu sama lain.
Allah swt. Tidak pernah membenci makhluknya sedikitpun, meski makhluknya lalai dalam mengingatNya. Hal ini dijelaskan di dalam al-quran surah al-fatihah ayat:1.
“Dialah Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”
Dialah Allah yang mengasihi semua makhluk ciptaan-Nya tanpa kecuali. Semua makhluk yang melata,yang besar maupun kecil di darat,laut dan udara dan semua manusia baik yang beriman maupun tidak, yang baik maupun jahat semuanya dikasihi secara adil dan merata. Karena kasih sayang Allahlah kita dan semua makhluk yang ada dibumi ini dapat hidup terus menerus sampai datang ajal yang telah ditetapkan. Dengan kasih-sayangNya ia mencukupkan semua kebutuhan hidup semua makhluk dialam semesta.
Kasih sayang Allah meliputi segala sesuatu. Allah memberi bukan karena kepentingan-Nya, tapi karena perhatian Allah kepada makhuk-makhlukNya, baik Muslim atau kafir, shalih ataupun tidak. Oleh karena itu, Allah swt. Mengutus Nabi Muhammad sebagai rahmatan lil ‘alamin. Penebar kasih sayang kepada seluruh umat manusia di muka bumi ini.
            Rasulullah saw. Adalah manusia yang sempurna, ialah Sirojul Munir . Cahaya yang bersinar terang menyinari kegelapan. Beliau adalah cahaya yang menunjukkan. Lalu darimana kita mendapatkan kata “Nur (Cahaya)”? Yaitu dari firman Allah SWT:
“ Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya(Nur) dari sisi Allah SWT, dan kitab (Alquran) yang menerangkan. (Qs. Al-ma’idah:15)
Pada ayat ini, timbul pertanyaan, mengapa Allah Swt. Menyebut kalimat “cahaya” dahulu baru kemudian menyebutkan kalimat alquran setelahnya? Bukankah lebih baik dan utama jika kalimat alquran di sebutkan terdahulu sebelum kalimat” Nur(cahaya)”yaitu Rasulullah Saw.?
Tidak, wahai saudaraku! Yang paling baik dan utama yang harus didahulukan adalah cahaya yaitu sayidina Rasulullah saw, lalu alquran. Mengapa begitu?
Karena ketika kita ingin membaca kitab, maka hal pertama yang akan kita lakukan adalah menghidupkan lampu(cahaya), lalu membaca kitab bukan sebaliknya, membaca dulu baru menghidupkan lampu. Karena kamu tidak akan dapat membaca alquran tanpa cahaya yaitu Rasulullah Saw.
Adapun terkait pembahasan tentang kasih sayang Rasulullah saw. kepada Sahabat dan umatnya akan dibahas pada tulisan selanjutnya.



Posting Komentar

Google Anda

facebook 1.1k

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget