Halloween Costume ideas 2015

Kebangkitan Sastra Arab Modern oleh Fadhilatul Rahman

Kebangkitan Sastra Arab Modern*

A. Pendahuluan
Pada awal abad 10 H/16 M Dinasti Turki Utsmani memperluas kekuasaannya ke negeri-negeri Arab, setelah raja Turki Utsmani, Sultan Salim I, mengalahkan Sultan Qansuah al-Ghury dari dinasti Mamalik pada perang “Marj Dabiq” pada tahun 1516 M, kemudian mengalahkan sultan Mamalik setelahnya Thuman Bai pada perang “Raidaniyah” pada tahun 1517 M. Rentetan kemenangan ini membuat negeri-negeri Arab yang lain bergabung dibawah naungan dinasti Turki Utsmani. Kekuasaan Turki Utsmani meliputi seluruh wilayah Hijaz, Mesir, Syam, Yaman, Iraq, bahkan sampai ke utara Afrika meliputi Aljazair, Tripoli dan Tunisia.
Dengan masuknya negeri-negeri Arab dalam satu panji Islam, akhirnya dinasti Turki Utsmani memiliki peran dan posisi penting bagi dunia Islam setelah perpecahan yang dialami oleh dunia Islam dan melemahnya pengaruh Mamalik pasca perang melawan tentara Salib dan Tatar. Hal ini tentu membuat orang-orang Barat menjadi gusar membuat sejumlah aliansi dan mengumpulkan sekutu yang tujuannya menekan eksistensi dan hegemoni Turki Utsmani. Mereka melakukan berbagai konspirasi dan menghembuskan fitnah di dalam tubuh dinasti Utsmani sendiri.
Dinasti Turki Utsmani berkuasa selama lebih kurang tiga abad lamanya. Negeri-negeri yang beras dibawah kekuasaannya menghadapi berbagai macam kekerasan dan. Mereka memungut harta dari masyarakat dengan cara yang tidak manusiawi. Orang-orang Turki Utsmani menghalangi negeri-negeri arab dari harta karun mereka yang paling berharga. Mereka mengangkut buku-buku yang ada dipepustakaan dan memindahkan para ilmuan ke ibukota pemerintahan. Dan tidak bisa dipungkiri bahwa sastra seringkali dipengaruhi oleh politik dan sosial. Para pemimpin yang diktator ditambah rakyat yang acuh-tak acuh semakin tidak memungkinkan bagi sastra menemukan tempatnya. Kebodohan merata disetiap golongan masyarakat, bahkan di Kairo, yang memiliki keahlian tangan seperti perbaikan jam sangat sulit ditemukan, dan kalaupun ada itupun orang asing. Akumulasi dari semua hal ini menyebabkan sastra Arab menjadi mundur dan merosot sehingga para kritikus sastra menyebut zaman itu dengan: zaman kemunduran sastra.
Faktor-faktor kemunduran sastra:
1. Ketidaktahuan orang-orang Turki Utsmani akan bahasa arab. Mereka adalah orang orang Turki yang tidak paham bahasa Arab, tidak mengetahui rahasia keindahannya, tidak bisa membedakan bahasa yang bagus dengan yang tidak, sehingga para sastrawan tidak berminat untuk menggubah syair-syair pujian untuk mereka. Begitu juga para khalifah yang tidak menjadikan syair arab sebagai media untuk menyiarkan kehebatan mereka sebagaimana yang dilakukan oleh para khalifah Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah.
2. Fanatisme berlebihan terhadap bahasa Turki dan memerangi bahasa Arab dengan berbagai cara. Mereka mengganti bahasa Arab dengan bahasa Turki dalam penulisan dokumen-dokumen administrasi, mendirikan sekolah-sekolah dengan bahasa Turki sebagai bahasa pengantar, dan berbagai usaha-usaha lainnya.
3. Monopoli terhadap khazanah klasik baik yang bersifat keilmuan maupun sastra, dan membawanya ke Konstantinopel –pusat pemerintahan- sehingga negeri-negeri arab kering dari pengetahuan dan budaya. Ketika ibukota kekhalifahan berada pada puncak kemajuan dan kemegahan, pada saat yang sama mayoritas negeri-negeri Arab hidup dalam kegelapan dan kebodohan. Kehidupan mereka terisolir sehingga tidak mengenal dunia luar disekelilingnya, sedangkan kita tahu bahwa sastra akan tumbuh dan berkembang ketika adanya percampuran peradaban dan budaya yang saling mempengaruhi satu sama lain.
4. Tabiat pemerintahan Utsmani yang otoriter dan diktator serta gaya berpolitik yang keras dalam menghadapi negeri-negeri Arab yang berada dibawah kekuasaanya. Hal ini menyebabkan banyaknya orang-orang dari golongan terpelajar lari dan pindah ke negeri barat. Hal itu mereka lakukan lantaran takut dipenjara atau diasingkan, sehingga tidak ada yang tersisa kecuali mereka yang berbakat lemah dan sudah dibungkam oleh penguasa. Dan merupakan sebuah keniscayaan bahwa sastra akan hidup dalam naungan kebebebasan.
5. Tidak memberi perhatian akan dunia pendidikan bahkan sampai menutup banyak sekolah. Tidak ada yang tersisa kecuali Al Azhar yang masih mengajarkan berbagai macam ilmu termasuk bahasa Arab dan terus menjaga kelangsungan bahasa dan sastranya bahkan sampai sekarang.

B. Kebangkitan Sastra Arab Modern
       Sejarah sastra Arab modern tidak terlepas dari beberapa rangkaian peristiwa yang terjadi dan merupakan salah satu faktor penting kebangkitan sastra pada masa itu. Diantara peristiwa tersebut adalah ekspedisi militer Perancis ke Mesir pada tahun 1798 M dibawah pimpinan Napoleon Bonaparte. Ekspedisi ini menandai penentangan Perancis terhadap hegemoni dinasti Turki Utsmani dan ikut campur dalam urusan negeri dibawah kekuasaanya.
       Ekspedisi ini membawa rombongan ilmuan dari barat. Setibanya di mesir para ilmuan ini menerbitkan dua majalah, satu berbahasa Perancis dan satu lagi berbahasa Arab. Mereka juga mendirikan dua sekolah untuk mendidik anak-anak Perancis. Napoleon sendiri juga membentuk “Komunitas Ilmuan Mesir” yang terdiri dari 48 anggota dan merepresentasikan berbagai cabang ilmu dan pengetahuan. Ia juga memudahkan akses bagi orang Mesir untuk melihat dan mengamati semua hal itu. Disamping itu, Napoleon juga mengurus hal-hal yang berkaitan dengan urusan pemerintahan dalam negeri Mesir seperti menata ulang administrasi dan mengatur kota-kota besar.
       Pendudukan Perancis atas Mesir tidak berlangsung lama. Walaupun hanya sebentar ditambah kebencian orang-orang mesir kepada Napoleon, dapat dikatakan bahwa pendudukan Perancis yang singkat ini menyadarkan bangsa Mesir dan membangunkan orang-orang Mesir dari tidur panjang mereka. Mereka menyaksikan kemajuan pemikiran dan ilmu pengetahuan. Merekapun termotivasi untuk maju dan meninggalkan alam kebodohan.
       Diantara factor yang mempercepat kebangkitan sastra modern adalah ketika Muhammad Ali Pasha memerintah Mesir pada tahun 1805 M setelah rakyat melakukan kudeta atas Gubernur Turki Utsmani dibawah pimpinan Umar Mukrim. Ali Pasha mulai melakukan pendekatan dengan rakyat Mesir dan ingin membangun pemerintahan modern yang kuat dan berdaulat. Ia sangat tahu langka-langkah yag harus dilakukan untuk mewujudkan keinginannya itu. Ia mulai membenahi pendidikan, gerakan penerjemahan, memperluas percetakan dan menerbitkan majalah dan surat kabar.
            Sebagaimana pendudukan Perancis memberikan pengaruh yang sangat besar bagi rakyat Mesir, begitu juga dengan yang dilakukan oleh Inggris dan gerakan-gerakan revolusi oleh rakyat Mesir. Para sastrawan pun tergugah untuk melahirkan karya sastra yang menunjukkan kemuliaan dan kebanggaan akan negeri mereka serta menggambarkan perasaan rakyat Mesir yang kemudian hari dicatat dalam lembaran-lembaran sejarah Mesir.
Faktor-faktor kebangkitan sastra Arab modern:
1.      Pendidikan
2.      Percetakan
3.      Surat kabar
4.      Budaya barat
5.      Gerakan perbaikan, pemikiran dan nasionalisme
6.      Gerakan revolusi menentang kezaliman dan kediktatoran.






Posting Komentar

Google Anda

facebook 1.1k

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget