Halloween Costume ideas 2015

Keutamaan sabar oleh Rudiya

                                   Keutamaan sabar
                                                                                      
    Sabar menurut bahasa berasal dari kata al man’u [menahan] dan alhabsu [mencgah] yakni sabar adalah menahan jiwa dari mengeluh dan mencegah diri untuk tidak merobek-robek baju ketika marah ,dan allah ta’ala berfirman didalam al qur’an.
                                                                                                                                       وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ
Yang artinya : ‘’Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang yang menyeru tuhannya.” (Qs. Al Kahfi : 28). sabar itu bukanlah sifat yang mutlak dimiliki seseorang yang dibawa lahir sampai dewasa, akan tetapi sifat itu akan bisa dimiliki seseorang yang membiasakan dirinya untuk bersabar dalam segala hal, bahkan itu musibah besar sekalipun, bukankah kita sudah melihat dan mengetahui para ulama salaf terdahulu, bagaimana sabarnya mereka dalam menuntut ilmu, bahkan mereka rela untuk menempuh perjalanan jauh bermil mil demi untuk mendapatkan beberapa ilmu atau hadits, bahkan kekasih allah sendiri, seperti para nabi juga mendapatkan cobaan yg begitu besar dari allah, seperti nabi ayyub as diuji dengan penyakitnya yang begitu parah dan sulit untuk disembuhkan, atau seperti nabi musa, diuji dengan kekejaman fir’aun padamasanya, begitu juga Rasulullah saw mendapatkan ujian yang begitu besar ketika mendakwahi orang kafir, memang kita bukan nabi atau Rasul yang sanggup untuk menerima cobaan yang begitu dahsyat, akan tetapi kita masih bisa untuk meniru dan mencontoh kesabaran mereka, yaitu dengan semampu kita.
   Dan sabar terbagi menjadi tiga bagian   : yang  pertama : assobru ‘ala tho’atillah yang artinya bersabar dalam mentaati Allah SWT tidak pernah mengeluh dalam melaksanakan kewajibannya. yang kedua : assobru ‘ala ma’siyyatihi yang artinya : bersabar untuk tidak melakukan kemaksiatan kepadanya. Sesungguhnya Allah SWT melarangnya mengerjakan maksiyat, karena ingin melindunginya dan menjauhkannya dari kehinaan, sebagaimana perlindungan seorang ayah yang penyayang terhadap anaknya dari apa saja yang membuat anaknya menderita.
   Fakta inilah yang membuat orang yang berakal meninggalkan maksiyat, Inilah sebab terkuat hingga membuat orang yang sabar tidak menentang Allah dan tidak bermaksiyat kepadaNya. Sesorang taat kepada siapa yang dicintainya, Semakin kuat dominasi cinta didalam hatinya, maka tuntutan taat kepada kekasihnya dan tidak melawannya semakin kuat, Maksiyat dan penentangan yang dilakukan oleh seseorang itu bersumber dari cintanya yang lemah dan melemahnya dominasi cinta di dalam hatinya. Ada perbedaan yang mendasar antara orang yang tidak bermaksiyat kepada tuannya karena didasari rasa takut akam hukuman cambuk dari tuannya dengan orang yang meningalkan maksiyat karena didasari rasa cinta kepada tuannya.
    Dan yang terakhir adalah : assobru ‘ala anwa’i al makarih fi addunya : yang artinya bersabar dalam menghadapi semua macam macam cobaan didunia ini tidak penah mengeluh dan ia yakin bahwasanya cobaan yang ada adalah dari Allah dan akan mendapat pahala bagi yang sabar menghadapinya. jadi kalau kita bisa dan sanggup untuk melakukan kesabaran dalam tiga hal yang disebutkan tadi berarti kita akan mampu untuk menjadi hamba allah yang ta’at dan kita akan semakin dekat kepada Allah Swt, apa lagi yang kita harapkan hidup didunia ini kalau bukan untuk mendapatkan ridho Allah Swt, apa lagi yang kita butuhkan kelak di akhirat kalau bukan bantuan Allah SWT dan mudah mudahan kita di berikan allah kemudahan untuk bisa menjadi orang yang bersabar, allah swt berfirman :  
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung”. (QS. Ali Imran : 200). bahkan ternyata musibah juga akan bisa menghapus dosa kita dan menambah pahala bagi kita, salah satu contohnya adalah sebagaimana yang termaktub dalam tafsir syaikh mitwali as-Sya’rowi Allah Swt berfirman  :                                                         قل لن يصيبنا الا ما كتب الله لنا  
ang artinya : katakanlah wahai manusia bahwasanya kita tidak akan mendapatkan musibah kecuali apa yang telah di tetapkan bagi kita, syaikh mutawalli as-Sya’rowi menerangkan di dalam tafsirnya bahwasanya Allah swt berfirman di dalam al qur’an dengan mengatakan ما كتب لله لنا  dan tidak mengatakan ما كتب الله علينا dan kalau kita mentadabburi ma’na dari لنا  dan علينا ternyata berbeda jauh, yang mana kalau ma’na dari لنا adalah semua masalah atau musibah yang di timpakan kepada kita, kita akan memperoleh pahala dari musibah itu sendiri, sedangkan makna dari علينا adalah musibah yang ditimpakan kepada kita memang semata mata balasan dan hukuman bagi kita. dan dengan itu saudara saudari bahwasanya semua orang mukmin yang mendapatkan musibah sesungguhnya musibah itu akan membawa kebaikan kepada kita, menambah pahala kita dan menghapus dosa kita.
   Ada beberapa  keutamaan sabar yang akan diperoleh orang penyabar.
 Pertama : Orang yang sabar akan senatiasa bersama-sama Allah, dan Allah lebih mencintai orang-orang yang bersabar terhadap ujian yang diberikan oleh-Nya. Allah bersama orang-orang yang sabar. Kebersamaan yang dimaksud oleh Allah adalah kebersamaan secara khusus yang berarti menjaga, melindungi, dan menolong mereka.
     Kedua : Allah memberikan apresiasi predikat taqwa kepada orang-orang yang bersabar dalam menghadapi ujian Allah. “Dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”.( Qs, Al-Baqoroh:177)
    Ketiga : Orang-orang yang sabar akan mendapatkan kabar gembira:” Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”( Qs, Al-Baqoroh : 155)
    Keempat : Allah memberitakan bahwa orang-orang yang sabar adalah orang-orang yang mulia. “Tetapi orang yang sabar dan memaafkan , sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan”. ( Qs, Asy-Syura : 43)
    Kelima : Mereka memperoleh keberuntungan, keselamatan, dari sesuatu yang ditakuti dan masuk surganya Allah.“Dan para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan),’ Keselamatan bagi kalian berkat kesabaran kalian’. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” ( Qs, Ar-Ra’d : 24)
   Dan yang terakhir adalah : Allah menghubungkan kesabaran dengan iman, keyakinan, takwa, tawakal, syukur, amal shalih, dan rahmat yang diperoleh seseorang.
    Sabar merupakan bagian dari iman, ibarat kedudukan kepala dari tubuh. Tiada artinya iman bagi orang-orang tidak memiliki kesabaran, sama artinya ibarat tubuh tanpa kepala. Sehingga Umar bin Khatab berkata; “ Hidup yang paling baik ialah yang kami lalui dengan kesabaran.
    Betapa mulianya orang yang berhati sabar dan bisa mengendalikan hidupnya, tidak dikuasai oleh napsu, sebagai ummat muslim marilah kita bersama untuk membiasakan diri kita dalam melaksanakan perintah allah ini agar kita mendapat ridonya, islam itu indah, segala sesuatu yang di ciptakan allah swt adalah nikmat bagi ummat muslim bagi yang mengimaninya walaupun itu musibah sekalipun,dan didalam islam itu sendiri mempunyai etika dan adab dalam bersabar. Adab-adab kesabaran harus dipakai pada awal terjadinya keguncangan. Berdasarkan sabda Nabi SAW : “Sabar itu pada guncangan yang pertama” (HR Bukhori dan Muslim). Diantara adab sabar ialah :
Pertama : Al Istirja’ saat ditimpa musibah yaitu mengucapkan إنَّا للهِ وَ إِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ “Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nyalah kita akan kembali” berdasarkan firman Allah SWT : ”Dan berilah kabar gembira pada orang-orang yang sabar yaitu apabila ditimpa suatu musibah mereka mengucapkan “inna lillahi wainna ilahi rojiun” (QS Al Baqoroh 155-159)
kedua : Tidak menampakkan pengaruh musibah terhadap orang lain, Seperti yang dilakukan oleh Ummu Sulaim, istri Abi tholhah tatkala anak mereka meninggal dunia, ia masih sempat menyambut suaminya ketika suaminya balik dari musafir.

   Demikianlah tulisan saya yang sangat singkat semoga bermanfaat bagi kita semua, semoga kesabaran dan ketaatan kita semakin kuat amiin ya rabbal alamin.

Posting Komentar

Google Anda

facebook 1.1k

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget