Halloween Costume ideas 2015

Khalifah Abbasiah Abu Al Abbas Abdallah Al Ma’mun Oleh Enjang Kamilin Zaeni

Khalifah Abbasiah
Abu Al Abbas Abdallah Al Ma’mun
(198H-218H/813M-833M)
Oleh  :  Enjang Kamilin Zaeni
A.Nasab dan Kelahirannya
Beliau adalah Abu Al Abbas Abdallah Al Ma’mun bin Harun Ar Rasyid bin Muhammad Al Mahdi Abi Ja’far Al Mansur.Ibunya adalah wanita persia yang bernama Marajila.Ia adalah wanita yang dibeli Harun Ar Rasyid untuk melahirkan anaknya karena istrinya, Zabidah terlambat dalam melahirkan.Setelah Marajila melahirkan Al Ma’mun barulah Zabidah melahirkan putranya, Al Amin.
B.Kekhilafahan Al Ma’mun
            Al Ma’mun adalah waliyyul ‘ahdi (khalifah yang ditunjuk) oleh ayahnya, Harun Ar Rasyid untuk menjadi khalifah setelah adiknya Al Amin.Tetapi, Al Amin dengan bantuan orang-orang licik mencoba mengganti wilayatul ahdi-nya Al Ma’mun menjadi anknya, Musa.Sehingga membuat perselisihan antara Al Amin dengan kakaknya, Al Ma’mun yang berakhir dengan terbunuhnhya Al Amin pada tanggal 25 Muharram tahun 198H.Al Ma’mun di-bai’at menjadi khalifah pada hari dimana adiknya meninggal di kota Ray, ibu kota Khurasan dan menetap di sana sampai sekitar enam tahun.Kemudian pindah ke Baghdad pada tahun 204 H.Ia menunjuk Al Fadl bin Sahl untuk menggantikan posisinya di kantor urusan politik dan keuangan di baghdad selama ia tinggal di khurasan.kemudian AlFadl menunjuk saudaranya Al Hasan bin Sahl untuk menjadi gubernur Syam dan Iraq.
C.Politik dalam Negeri Al Ma’mun
            Dalam menghadapi berbgai kelompok yang ada pada masanya, Al Ma’mun mengambil langkah persetujuan antara kelompok yang saling bermusuhan dan melakukan langkah pendekatan secara khusus.seperti pendekatan yang ia lakukan terhadap bangsa persia dengan menjadikan Al Fadl bin Sahl sebagai menterinya, dan terhadap bangsa iraq dengan  mengangkat Al Hasan bin Sahl gubernur Iraq serta menikah dengan salah satu putrinya, Buran.
            Ia juga melakukan langkah pendekatan terhadap kelompok Ulwiyyin (keturunan Nabi SAW) dengan mendatangi pimpinan kelompok tersebut Ar Ridho bin Musa dan menjadikannya waliyyul ahdi setelah AlMa’mun.Ia juga menikahkan putrinya Ummu Fadl binti Ma’mun dengan Imam kesembilan ulwiyyin Muhammad bin Ali Ridho.
            Dengan demikian terjalinlah perdamaian dan ketentraman anatara semua kelompok.Namun, tidak semuanya seperti yang diinginkan, langkah tersebut ternyata membuat bangsa katurunan arab dengki dan tidak suka terhadap Al Ma’mun sehingga melakukan beberapa pemberontakan.tetapi semua pemberontakan tersebut  berhasil diselesaikan oleh Al Ma’mun.
D.Perbaikan paling penting yang dilakukan Al Ma’mun
            Masa kekhalifahan Al Ma’mun adalah masa yang mendapat julukan masa keemasan daulah abbasiyyah bersama dengan masa ayahnya Harun Ar Rasyid.Sebab yang paling terlihat adalah bahwa pada masa ini khalifah Al Ma’mun tidak lagi melaknat orang-orang bani uamayyah.Ia juga memberikan kebebasa berdiskusi kepada orang-orang kristen untuk mengadakan dialog bersama orang- orang islam tentang permasalahan yang memiliki kesamaan antara islam dan kristen. Sehingga pada masa itu juga dikenal dengan masa kebebasan berfikir.pada masa itu juga khalifah sangat memperhatikan perkembangan keilmuan.Al Ma’mun juga mengangkat banyak menteri selama kepemerintahannya, hal tersebut karena masa pemerinahan yang cukup lama yakni mencapai 20 tahun.hal itu juga menghasilkan pengalaman yang sangat banyak baik yang baik maupun yang buruk yang dilakukan dan dialami oleh para menterinya terhadap Al Ma’mun.
E.Berakhirnya kekhilafahan Al Ma’mun
            Pada tahun 208 H, khalifah Al Ma’mun keluar untuk berperang ke negara Romawi.Setelah berhasil menaklukan 15 benteng Romawi, ia dan tentaranya pergi ke tempat bernama Bandzawan, dan menetap di sana sambil menunggu kembalinya utusan dari benteng, tetapi pada hari kamis, 18 Rajab 218 H kematian menjemputnya di tempat tersebut dan dibawa ke kota Turtus lalu dikuburkan di sana.
            Penyebab dari kematiannya adalah karena ia mandi di tempat air mengalir yang sangat dingin dan pada cuaca yang sangat dingin pula sehingga ia terkena demam hingga meninggal dunia.Ia meninggal pada usia 49 tahun.Masa kekhilafahannya 20 tahun, 5 bulan 23 hari.
F. Wilayatul ‘Ahdi
            Pada saat ia sakit, ketika ia di kota Bandzawan, ia mengangkat Abu Ishak Muhammad bin Ar Rasyid (Al Mu’tashim) untuk menjadi khalifah setelahnya, dan mewasiatkan gambaran umum siasat kepemerintahan yang harus dijalankan pada masa kehilafahannya.

            Hal yang menjadi pujian pada saat kehilafahan Al Ma’mun adalah bahwa ia hanya mengangkat satu Waliyyul ‘Ahdi setelahnya.Dan ia juga tidak mengangkat anaknya sendiri menjadi waliyyul ahdi meskipun ia tahu bahwa anaknya sangat baik, kompeten dan pantas untuk mnenjadi khalifah.Ia mengangkat Abu Ishak Muhammad bin Ar Rasyid (Al Mu’tashim) karena ia melihat ada kharisma dan kekuatan dalam diri Al Mu’tashim.dan juga Ia melihat ada keteguhan dan kebaikan akhlak dalam diri Al Mu’tashim yang sangat dibutuhkan oleh negara.

Posting Komentar

Google Anda

facebook 1.1k

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget