Halloween Costume ideas 2015

Tawakal

Tawakal
oleh: Deden Ruhiat Mubarok


Sesungguhnya kekuatan kita terbatas, dan apabila di topang dengan kekuatan Allah SWT dan KehendakNya kita akan tiba pada apa yang kita inginkan.
Bahkan sesungguhnya kekuatan kita tak ada sama sekali, tak bisa kita mengklaim kekuatan yang sesungguhnya kekuatan itu bukan milik kita. “ Apa yang aku lakukan ketika pemikiran buntu? Apa yang aku lakukan ketika lampu itu padam karena aliran listrik terputus?”
Katakanlah, “Terangkanlah kepadaku jika Allah Mencabut pendengaran dan penghilatan serta menutup hatimu, siapakah tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikan kepadamu?” Perhatikanlah, bagaimana kami berkali-kali memperlihatkan tanda-tanda Kebesaran (Kami), kemudian mereka tetap berpaling (juga). ( Al-An’am 46)
Tawakal kepada Allah SWT adalah tanda yakinnya jiwa akan segala keputusanNya, yang juga mustahil ada hal yang terlepas dari kendaliNya. Dan itu juga rahasia do’a-do’a dan dzikir-dzikir yang teriwayatkan dari Nabi SAW; 
اللهم لك أسلمت وبك آمنت وعليك توكلت  (البخاري)
Dari Annas bahwasanya Rasulullah SAW bersabda;
"من قال – إذا خرج من بيته – بسم الله توكلت على الله ولا حول ولا قوة إلا با الله , يقال له : هديت وكفيت ووقيت, وتنحى عنه الشيطان"
Apakah ada seseorang yang tak butuh Allah? Apakah mungkin meminta pertolongan kepada kekuatan lain?
Katakanlah , “Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (Takdir) Allah jika Dia Menghendaki Bencana atasmu atau Menghendaki  Rahmat untuk dirimu? “ Dan orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi  mereka pelindung dan penolong selain Allah. (Al-Ahzab 17)
Dan pertanyaan ini di ulang dengan lebih lengkap dan terperinci  jika kita baca firman Allah SWT:
Atau siapakah dia yang menjadi tentara bagimu yang akan menolongmu selain dari pada Allah Yang Maha Pemurah? Orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah dalam (keadaan ) tertipu.
Atau siapakah dia ini yang memberi kamu rezeki jika Allah menahan rezekiNya? Sebernya mereka terus-menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri? (Almulk 20-21)
Fakta bahwa hati ketika ia kosong dari yaqin dan tawakkal maka ia akan mudah takut pada hal-hal remeh. Dan apabila ia diisi dengan iman dan kebenaran ia takan peduli terhadap syetan-syetan dari jenis jin dan manusia, dan mengejawantahkan nilai-nilai yang membangunkan kekaguman. Syeikh Muhammad Al-Ghazali berkata “Diantara nama yang cocok untuk nabi adalah “Al-Mutawakkil” karena ia keluar menuju dunia dan tidak bersama risalahnya itu seorang teman dan tidak ada di sisinya kecuali musuh. Namun ia tetap berjuang bersandar kepada Allah Sahaja hingga ia mampu meneggakan sebaik-baik ummat yang memenuhi dataran rendah dan tinggi, daratan lagi lautan”.

 Pengertian Tawakal
حَدَّثَنَا أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ حَدَّثَنَا حَيْوَةُ أَخْبَرَنِي بَكْرُ بْنُ عَمْرٍو أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ هُبَيْرَةَ يَقُولُ إِنَّهُ سَمِعَ أَبَا تَمِيمٍ الْجَيْشَانِيَّ يَقُولُ سَمِعَ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ إِنَّهُ سَمِعَ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا (رواه أحمد)
Dari Umar bin Khattab ra berkata, bahwa beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Sekiranya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah SWT dengan tawakal yang sebenar-benarnya, sungguh kalian akan diberi rizki (oleh Allah SWT), sebagaimana seekor burung diberi rizki; dimana ia pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang (HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah).
Makna Hadits Secara Umum
Hadits di atas menjelaskan tentang hakekat tawakal yang digambarkan oleh Rasulullah SAW dengan perumpamaan seekor burung. Dimana burung pergi (baca ; mencari karunia Allah) pada pagi hari dengan perut kosong karena lapar, namun di sore hari ia pulang dalam keadaan perut kenyang dan terisi penuh. Karena pada hakekatnya Allah SWT lah yang memberikan rizkinya sesuai dengan kebutuhannya.
Demikian juga manusia, sekiranya manusia benar-benar bertawakal kepada Allah SWT dengan mengamalkan hakekat tawakal yang sesungguhnya, tentulah dari aspek rizki, Allah SWT akan memberikan rizki padanya sebagaimana seekor burung yang berangkat pada pagi hari dengan perut kosong dan pulang pada sore hari dengan perut kenyang. Artinya insya Allah rizkinya akan Allah cukupi.
Makna Dan Hakekat Tawakal
Dari segi bahasa, tawakal berasal dari kata ‘tawakala’ yang memiliki arti; menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan. (Munawir, 1984 : 1687). Seseorang yang bertawakal adalah seseorang yang menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan segala urusannya hanya kepada Allah SWT.
Sedangkan dari segi istilahnya, tawakal didefinisikan oleh beberapa ulama salaf, diantaranya menurut Imam Ahmad bin Hambal.
Tawakal merupakan aktivias hati, artinya tawakal itu merupakan perbuatan yang dilakukan oleh hati, bukan sesuatu yang diucapkan oleh lisan, bukan pula sesuatu yang dilakukan oleh anggota tubuh. Dan tawakal juga bukan merupakan sebuah keilmuan dan pengetahuan. (Al-Jauzi/ Tahdzib Madarijis Salikin, tt : 337)
Tawakal merupakan suatu hal yang sangat diperhatikan dalam Islam. Oleh karena itulah, kita dapat melihat, banyak sekali ayat-ayat ataupun hadits-hadits yang memiliki muatan mengenai tawakal kepada Allah SWT. Demikian juga para salafus shaleh, juga sangat memperhatikan masalah ini. Sehingga mereka memiliki ungkapan-ungkapan khusus mengenai tawakal.

Derajat Tawakal
Tawakal merupakan gabungan berbagai unsur yang menjadi satu, dimana tawakal tidak dapat terealisasikan tanpa adanya unsur-unsur tersebut. Unsur-unsur ini juga merupakan derajat dari tawakal itu sendiri:
1. (معرفة بالرب وصفاته)
Derajat pertama dari tawakal adalah : Ma’rifat kepada Allah SWT dengan segala sifat-sifat-Nya minimal meliputi tentang kekuasaan-Nya keagungan-Nya, keluasan ilmu-Nya, keluasan kekayaan-Nya, bahwa segala urusan akan kembali pada-Nya, dan segala sesuatu terjadi karena kehendak-Nya, dsb.
2. (إثبات في الأسباب والمسببات)
Derajat tawakal yang kedua adalah : Memiliki keyakinan akan keharusan melakukan usaha. Karena siapa yang menafikan keharusan adanya usaha, maka tawakalnya tidak benar sama sekali. Seperti seseorang yang ingin pergi haji, kemudian dia hanya duduk di rumahnya, maka sampai kapanpun ia tidak akan pernah sampai ke Mekah. Namun hendaknya ia memulai dengan menabung, kemudian pergi kesana denan kendaraan yang dapat menyampaikannya ke tujuannya tersebut.
3. (رسوخ القلب في مقام توحيد التوكل)
Derajat Tawakal yang ketiga adalah : Adanya ketetapan hati dalam mentauhidkan (mengesakan) Dzat yang ditawakali, yaitu Allah SWT. Karena tawakal memang harus disertai dengan keyakinan akan ketauhidan Allah. Jika hati memiliki ikatan kesyirikan-kesyirikan dengan sesuatu selain Allah, maka batallah ketawakalannya.
4. (اعتماد القلب على الله، واستناده إليه، وسكونه إليه)
Derajat tawakal yang keempat adalah : Menyandarkan hati sepenuhnya hanya kepada Allah SWT, dan menjadikan situasi bahwa hati yang tenang hanyalah ketika mengingatkan diri kepada-Nya. Hal ini seperti kondisi seorang bayi, yang hanya bisa tenang dan tentram bila berada di susuan ibunya. Demikian juga seorang hamba yang bertawakal, dia hanya akan bisa tenang dan tentram jika berada di ‘susuan’ Allah SWT.
5. (حسن الظن بالله عز وجل)
Derajat tawakal yang kelimana adalah : Husnudzan (baca ; berbaik sangka) terhadap Allah SWT. Karena tidak mungkin seseorang bertawakal terhadap sesuatu yang dia bersu’udzan kepadanya. Tawakal hanya dapat dilakukan terhadap sesuatu yang dihusndzani dan yang diharapkannya.
6. (استسلام القلب له)
Derajat Tawakal yang keeman adalah : Memasrahkan jiwa sepenuhya hanya kepada Allah SWT. Karena orang yang bertawakal harus sepenuh hatinya menyerahkan segala sesuatu terhadap yang ditawakali. Tawakal tidak akan mungkin terjadi, jika tidak dengan sepenuh hati memasrahkan hatinya kepada Allah.
7. (التفويض)
Derajat tawakal yang ketujuh yaitu : Menyerahkan, mewakilkan, mengharapkan, dan memasrahkan segala sesuatu hanya kepada Allah SWT. Dan hal inilah yang merupakan hakekat dari tawakal. Allah SWT berfirman: (QS. 40 : 44)
وَأُفَوِّضُ أَمْرِي إِلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ
Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya”.
Seorang hamba yang menyerahkan segala urusannya kepada Allah, maka ia tidak akan berbuat melainkan dengan perbuatan yang sesuai dengan kehendak Allah. Karena dia yakin, bahwa Allah tidak akan menetapkan sesuatu kecuali yang terbaik bagi dirinya baik di dunia maupun di akhirat.


Penutup

 Semoga dengan pemaran singkat mengeni tawakal ini kita bisa sadar akan pengtingnya tawakal dalam menghadi hidup yang begitu keras ini. Dan diantara kebahagian itu adalah apabila seorang insan merasa tenang karena ia bersama Allah, dan Allah bersamanya. Dan bahwasanya ia tak sendiri ketika berjalan menyusuri perjalanan kehidupan yang berliku penuh rintangan.
Label:

Posting Komentar

Google Anda

facebook 1.1k

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget