Halloween Costume ideas 2015

BERGURU KEPADA AL QURAN oleh Yopi Widijaya

BERGURU KEPADA AL QURAN
Agama Islam merupakan agama yang terakhir kali turun dan juga merupkan agama yang dibawa oleh penyandang risalah Nabi Muhammad SAW. Agama Islam merupakan agama yang datang dengan keadaan sempurna sebagaimana yang termaktub dalam kitab suci Al quran:
اليوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الإسلام دينا فمن اضطر في مخمصة غير متجانف لإثم فإن الله غفور رحيم
Banyak diantara para Ulama kontemporer khususnya kurang tepat dalam memaknai isi yang terkandung dalam ayat diatas sehingga menimbulkan pemahaman-pemahaman yang menyimpang dari manhaj yang telah dibawa oleh ulama ulama terdahulu.
Sedangkal pengetahuan yang saya rasakan selama ini, dalam memaknai ayat ayat Alquran dibutuhkan beberapa alat penunjang yang dapat membantu para mufassir dalam memakanai isi kandungan dari kitab suci Al quran, antara lain: Ilmu Bahasa Arab, Ilmu Balaghoh, Ilmu Mantiq dan berbagai cabang ilmu lainnya.
Selain itu, dibutuhkan juga pengetahuan tentang sumber darimana berbagai alat-alat  tersebut bermuara. Sumber ilmu sangat dibutuhkan untuk menunjang hasil yang sangat bermutu dalam memaknai Al quran.
Sebagai orang –orang yang menyandang gelar sebagai Mahasiswa Universitas Al Azhar,tentu sudah layak dan patut kita mengetahui hal mendasar ini. Hal ini dapat kita temukan dari banyak tempat, seperti mendengar pernyataan dari berbagai ulama rabbani yang sangat membara dalam keotentikan ilmu yang bermuara sampai kepada Baginda Rasulullah SAW.
Berbicara tentang ulama, tentu Al Azhar lah panduannya. Berapa banyak ulama yang telah lahir dari kandungan Negeri Firaun ini dengan berbagai keahlian ilmu yang bermacam macam pula yang dapat kita ketahui dengan mendengar dari berbagai ulama kontemporer saat ini dan juga dengan membaca buku buku karya ulama terdahulu.
Ulama merupakan pewaris risalah Rasulullah SAW, membawa peranan penting dalam tatanan hidup pada zaman yang penuh dengan berbagai hiasan dunia yang sangat dibutuhkan penafsiran dari mereka mana dunia yang harus diikuti dan mana dunia yang harus mengikuti kita.
Melihat tema yang disuguhkan,al faqir sesaat terdiam serta kembali flash back dengan berita hangat yang sedang terjadi di negara tercinta,Indonesia.Tema ini seakan-seakan ingin mendorong kepada untuk lebh belajar tentang bagaimana bersikap dengan keputusan para ulama ulama Indonesia yang saat ini di beritakan sedang berusaha menjaga Al quran dari berbagai hal yang dapat melukainya.Ini hanya opini dari al faqir yang diminta untuk menuliskan beberapa bait kalimat dan ingin mecoba memberikan hasil yang sebaik mungkin bagi para pembaca khusus.
Al Azhar dalam perjalanannya dalam mengemban amanatnya sebagai salah satu lembaga pendidikan yang terus menerus berusaha dengan segala keikhlasan yang tak dapat diukur dengan materi apapun memberikan sebuah metode dasar dalam mejelaskan sebuah perkara.
Sebagian mahasiswa pasti menyadari hal ini bagaimana Al Azhar menggunakan metode menjelaskan suatu definisi permasalahan dengan cara menguraikan terlebih dahulu penggalan-penggalan kata yang membentuk suatu definisi dengan sangat mendalam sehingga tidak ada kekeliruan dalam memahami paparan perkara yang sedang dibahas.
Metode ini memang terlihat sangat sedikit susah karena harus dengan sabar dan teliti dalam mendalami kata demi kata yang disampaikan oleh seorang guru.Akan tetapi,telah banyak hasil cemerlang yang lahir dari metode ini,banyak para penerus ulama yang dilahirkan oleh Al Azhar yang sudah dapat dikatakan mampu dalam mengemban amanat sebagai penyandang gelar mahasiswa Al Azhar.
Berawal dari kata “Ulama”.Jika dilihat dari segi bahasa,Ulama merupakan bentuk jamak dari A’lim (yan mengetahui).Alim disini juga dapat di bedakan kepada beberapa disiplin ilmu, seperti halnya alim dalam bidang ekonomi, sosial, teknologi dan berbagai hal lainnya yang berkaitan dengan pengetahuan.
Lebih mengkerucut kepada hal yang lebih signifikan, disini al faqir memaknai “Ulama” sebagai para pilhan yang diberikan anugerah dari yang Maha Kuasa dalam memahami keilmuan dalam bidang agama yang merupakan bidang ilmu yang sangat mulia derajatnya dari berbagai bidang keilmuan yang lain.
Mengapa demikian?.Pada tahun pertama menjalani perkuliahan di Universitas Al Azhar ini, al faqir merasa langsung disuguhkan dengan sebuah pengetahuan tentang bagaimana Allah swt menunjukkan bagaimana Islam menjadi agama yang sangat sempurna lagi indah. Dalam mata kuliah fiqih pada tahun pertama, hal yang akan dijumpai pertama kali adalah bab tentang Thaharah( bersuci).Memang terlihat sederhana,tetapi hal ini merupakan sebuah kesederhanaan yang menciptakan rasa kagum kepada para peneliti yang belum menganut ajaran agama islam.Beberapa peneliti dengan hasil penelitiannya telah menyimpulkan bahwa hal sederhana yang disebut dalam bahasa sehari “bersuci” merupakan asas atau dasar yang sangat penting untuk menjalani tatanan kehidupan sehari hari.Contohnya saja dengan mandi,banyak hal yang diyakini dari efek mandi yang luar biasa salah satunya memberikan tenaga serta semangat dalam beraktifitas lebih dan hal ini merupakan cabang dari kata thaharah.
Kembali kepada pemaknaan Ulama,dengan segala penjabaran diatas telah menjadi kenyataan bahwa ulama yang dapat memahami segala sunnah yang diciptakan oleh Allah swt sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh Nabi Muhammad saw merupakan orang orang pilihan yang dengan ketekunan serta kesabarannya dan mengorbankan jiwa dan raga serta waktunya untuk meneliti,memahami serta menjabarkan berbagai hal yang disampaikan oleh para ulama terdahulu agar sesuai dengan keadaan umat pada zaman ini,tetapi kesesuaian itu tidak dapat dicapai tanpa kemurnian muara keilmuan yang sampai kepada Baginda Rasulullah saw.
Ulama diberikan anugerah luar biasa dalam menjalankan amanat yang diberikan kepada dirinya sebagai pewaris kenabian.Hal ini akan terlihat dari bagaimana akhlak Rasulullah yang terpapar tanpa ada sedikitpun hal yang merekayasanya,bagaimana cara bermuamalah dengan sesama umat serta sampai kepada bagaimana cara menempatkan toleransi yang tepat terhadap para umat manusia yang berbeda keyakinan dengan kita.Ini semua merupakan pantulan dari kilaunya cahaya kenabian yang terpancar dari baginda Rasulullah saw yang telah dituliskan riwatnya oleh para ahli sejarah dari masa kemasa.
Bagaimana sikap kita terhadap perkataan ulama atau bagaimana rasa hormat kita kepada para ulama,mungkin dapat kita kutip dari Surah Al Baqarah ayat 253:


Ayat ini menjelaskan bahwa para Rasul yang diutus oleh Allah swt telah diberikan kelebihan kelebihan yang sangat luar biasa dan juga berbeda beda.Seperti halnya Rasulullah saw dijadikan sebagai pembawa risalah terakhir yang menjadi panutan oleh zaman sebelumnya.

Begitu pula dengan para ulama,Allah swt memberikan anugerah yang luar biasa dalam segi pemahaman hal hal yang sangat bermanfaat bagi kita semua,disamping itu juga dianugerahkan perbedaaan perbedaan dan maksud untuk diajarkan kepada kita bahwa ilmu Allah itu sangatlah luas,ilmu Allah swt tanpa batas menaungi kehidupan kita yang dianugerahkan kepada para ulama rabbani.

Perbedaan dalam bidang ilmu oleh beberapa ulama didunia ini bukanlah menjadi hal yang menjadikan kita untuk bersikap taassub atau berlebihan dalam timbang menimbang kadar kemapuan ulama karena ini merupakan hal yang tidak pantas dan layak untuk kita sebagai para pencari ilmu serta kebenaran.Jika diumpamakan seperti sepasang kaki,tidak layak kita mengatakan bahwa kaki kanan lebih baik daripada kaki kiri maupun sebaliknya,bahkan meskipun salah satu kaki mengalami kecacatan tidak pantas bagi kita untuk mengatakan bahwa kaki yang normal lebih baik daripada yang cacat karena kedua kaki itu bersama sama saling menopang agar seseorang dapat berjalan dengan baik.

Ilustrasi diatas mungkin dapat menjadi acuan bahwasanya ulama yang terlahir didunia ini dengan segala kekurangan dan kelebihannya merupakan sebuah anugerah yang menopang satu sama lain dalam perjalanan menuju satu hal yang paling mulia,yaitu pemahaman secara mendalam tentang ketuhanan.






Begitulah ulama dengan segalah hal yang dimilikinya dan yang diwariskan kepadanya,selalu menjadi hal yang sangat berharga dan menjadi panutan dalam kehidupan sehari hari.

Mengenai tulisan diatas,sebenarnya hanya ingin menegaskan bahwa rasa hormat kepada para ulama tidak menjadikan kita menjadi orang yang jatuh,terlihat hina bahkan jelek.Justru sebaliknya,kita akan lebih terlihat bersinar serta terang benderang,Mengapa demikian? Karena ketika para ulama menyampaikan ilmunya bukan hanya ilmu yang disampaikan tetapi pantulan cahaya Rasulullah saw juga merambat memasuki relung hati kita.




Posting Komentar

Google Anda

facebook 1.1k

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget