Halloween Costume ideas 2015

Julukan bagi setiap individual

Alquran memberikan sebuah julukan kepada orang-orang yang tidak patuh dan taat kepada Allah sang pencipta alam dengan sebutan “Kafir”, Semua kalimat atau kata-kata yang terdapat di dalam Alquran adalah Kalamullah yang berbentuk huruf cetak di kertas, yang mana pada dasarnya adalah itu dari Allah kemudian Allah sampaikan kepada Jibril dan Jibril di beri tugas untuk menyampaikan itu kepada Muhammad, dan Muhammad di perintahkan untuk menyampaikan itu kepada manusia, dan manusia diperintahkan untuk menyebarkan itu kepada manusia-manusia yang lainnya, dan begitulah seterusnya.

Alquran juga memberikan julukan-julukan terntentu kepada orang-orang yang patuh dan taat kepada Allah dengan sebutan “Sholeh, sholehah, muttaqin, takwa dan lain sebagainya”. Begitu juga halnya dengan orang-orang munafik. Dari awal kita sudah mengetahui bahwa Alquran itu adalah sebuah petunjuk dan pedoman hidup manusia dari sang Penciptanya. Sang pencipta lebih mengetahui sifat dan karakter yang terdapat pada setiap individual seseorang.

Secara umum karakter dan sifat manusia itu ada dua, biasa disebut dengan istilah Baik dan buruk, adapun sifat di antara baik dan buruk itu disebut dengan Munafik. Orang-orang yang lebih menonjolkan kebaikannya akan merasa kurang nyaman jika ada orang-orang munafik dan orang-orang yang bersifat buruk, sebab hal itu juga akan dirasakan oleh orang yang memiliki karakter buruk, sebab kedua belah pihak ini merasa dirugikan jika ada yang berbeda karakter. Namun begitupun, yang namanya kebaikan itu tidak akan pernah sirna dari hati setiap individualnya, begitu juga sebaliknya, di hati setiap orang yang berkarakter baik itu juga ada keburukan.

Ada orang yang bertanya: Kenapa Tuhan menciptakan keburukan?.

Kita tidak menyatakan orang yang memberi pertanyaan ini adalah orang bodoh atau sejenisnya, sebab manusia itu tidak pernah ada yang bisa melarangnya untuk bertanya tentang apa saja, bahkan Tuhan sendiri tidak pernah melarang mereka untuk bertanya, sebab secara otomatis setiap pertanyaan mereka nantinya akan terjawab tanpa harus ada yang menjawabnya, baik jawaban itu segera terjawab atau bahkan setelah hidup mereka berakhir baru mereka menerima jawaban dari setiap pertanyaan mereka yang pernah mereka pertanyakan. [Mhd. Syafi'i Tampubolon]



Sebuah bukti Muslim menjadi target senjata biologi


Satu lagi makar kaum kafir Amerika terhadap umat islam bocor, muslim jadi target senjata biologi AS... Sebuah video Pentagon, dibocorkan oleh kelompok hacker Anonymous, merinci rencana militer AS untuk mengembangkan dan menyebarkan senjata biologis yang akan menghancurkan daya penerimaan orang terhadap agama yang ditargetkan untuk populasi Muslim.


Senjata biologi yang diusulkan akan didistribusikan melalui vaksin flu di negara-negara Muslim. Ini akan mengubah ekspresi genom manusia untuk menghasilkan semacam " Lobotomi kimia," menghancurkan bagian dari otak yang berhubungan dengan religiusitas dan spiritualitas. Dengan kata lain, itu akan menurunkan korban ke dalam keadaan yang lebih rendah dari binatang, yang, tidak seperti manusia, tidak diciptakan dengan spiritualitas dan religiusitas sebagai fitur sentral dari keberadaan mereka.


“Proyek ini jelas merupakan tindakan genosida menurut hukum internasional. Budaya masyarakat Islam adalah budaya sangat religius, memang, itu adalah religiusitas yang kuat yang dimiliki masyarakat ini bersama-sama.


Pembunuhan ciri utama dari budaya 1,5 miliar orang akan menjadi genosida terburuk yang pernah dicoba atau bahkan dipikirkan.” Rencana Pentagon tidak hanya ancaman bagi masyarakat Islam, tetapi untuk seluruh umat manusia. Sentralitas religiusitas dan spiritualitas ke manusia telah dikonfirmasi oleh semua para nabi, orang-orang kudus, dan orang bijak dari setiap kebudayaan. Ini adalah mengapa kita diciptakan. Tuhan menciptakan kita dalam "bentuk yang paling indah," tapi itu berbalik bentuk untuk menjadi "yang paling rendah" kecuali kita memupuk sifat kita religius dan spiritual dengan "menjaga iman" dan "melakukan kebenaran." Dengan kata lain, manusia bisa lebih tinggi dari para malaikat, atau lebih rendah dari hewan.


Semuanya tergantung pada apakah kita menerima agama secara benar dan menjaga iman (kata iman, juga dapat diterjemahkan sebagai "hati-pengetahuan") dan juga bekerja dalam kebenaran. Kata untuk kebenaran memiliki konotasi melakukan reformasi hal-hal atau menuntut keadilan - dengan kata lain, menjadi aktivis yang mencoba untuk memperbaiki keadaan. Jadi kita perlu berpegang teguh pada keyakinan agama (atau hati-pengetahuan) saat bekerja keras untuk membuat dunia lebih baik. Jika kita tidak melakukan kedua hal ini, kita jauh ke keadaan lebih rendah dari hewan terendah.


Pentagon tampaknya ingin dunia yang dihuni oleh "manusia" yang lebih rendah dari hewan terendah. ingin menghancurkan agama dan spiritualitas. Mengapa? Karena agama dan spiritualitas menuntut kita berlaku adil. Orang religius sejati akan senang - bahkan gembira - untuk menjadi martir saat berperang melawan ketidakadilan (seperti invasi ke negara mereka). Pentagon, yang tugasnya adalah untuk membantai itu hanya atas nama orang fasik, akan senang - bahkan gembira - jika tidak ada satu yang tersisa di bumi yang peduli akan keadilan. Jika mereka tidak bisa membunuh keadilan, psikopat Pentagon akan dengan senang hati memberikan setiap orang lobotomy bio-kimia anti-spiritualitas sehingga tidak seorang pun akan pernah lagi bekerja untuk keadilan di dunia ini. Ini akan, tentu saja, menandakan akhir dari kemanusiaan.


berikut terjemahan dokumen senjata biologi as yang bocor tersebut:


Pembicara: "Pada bagian kiri di sini, kami memiliki individu yang fundamentalis terhadap agama, fanatik terhadap agama. Dan ini adalah ekspresi RTPCR, real-time PCR, ekspresi gen VMAT2. Di sini, kita memiliki orang yang tidak terlalu fundamentalis, tidak terlalu religius. Dan Anda dapat melihat ada banyak ekspresi tereduksi dari gen tertentu, gen VMAT2, bukti lain yang mendukung hipotesis kami untuk pengembangan pendekatan ini"


Audiens: "Jadi dengan menyebarkan virus ini, kita akan mencegah individu dari mengenakan rompi bom dan masuk ke pasar dan meledakkan pasar?"


Pembicara: "Jadi hipotesis kami adalah bahwa ini adalah orang-orang fanatik, bahwa mereka memiliki over-ekspresi gen VMAT2, dan bahwa dengan vaksinasi terhadap mereka ini, kita akan menghilangkan perilaku ini. Jadi kita memiliki beberapa data yang sangat, sangat luar biasa pada slide berikutnya. Disini kita memiliki dua hasil scan otak - ini adalah FMRIs - ini adalah dua individu yang berbeda dengan dua tingkat yang berbeda dari ekspresi VMAT2. Di atas, ada individu yang fanatik agama, dan individu yang - seperti yang kita telah mengulangi berkali-kali - memiliki tingkat tinggi VMAT2. Sekarang ini individu di sini, yang memiliki tingkat rendah dari gen VMAT2, individu ini akan mengatur dirinya sendiri menggambarkan sebagai tidak religius.


Dalam setiap kasus, individu-individu ini membaca sebuah teks keagamaan. Individu ini menerangi gyrus frontal kanan tengah, dan itu adalah bagian dari otak yang yang berhubungan dengan teori pikiran, bagian otak yang ada hubungannya dengan keyakinan yang kuat dan keinginan. Sebaliknya ditandai, inilah seorang individu yang tidak akan sangat menggambarkan diri sebagai agama. Dan ketika mereka membaca teks agama, apa yang Anda lihat adalah bahwa ini bagian dari otak, yang disebut lampu insula anterior atas. Ini adalah bagian dari otak yang yang berhubungan dengan jijik atau ketidaksenangan ketika mendengar sesuatu."


Audiens: "Apakah Anda menyarankan saya mengambil CT scan saya ketika saya sedang mengevaluasi orang memutuskan apakah atau tidak untuk menempatkan peluru di kepala mereka?"


Pembicara: "Jadi data yang aku presentasikan di sini mendukung konsep yang kami ajukan. Dan saya berpikir bahwa kita tidak akan mengusulkan untuk melakukan CT scan atau FMRIs pada individu di daerah-daerah pedalaman Afghanistan. Virus ini akan mengimunisasi melawan gen VMAT2, dan itu akan memiliki efek yang Anda lihat di sini, yang pada dasarnya untuk mengubah fanatik menjadi orang normal. Dan kita berpikir bahwa yang akan memiliki efek besar adalah di Timur Tengah."


Audiens: "Bagaimana Anda menyarankan bahwa hal ini akan tersebar. Dengan aerosol? "


Presenter: "Nah, agar rencana dalam tes yang kami lakukan sejauh ini, telah menggunakan virus pernapasan, seperti flu atau rhinoviruses, dan kami percaya itu cara yang memuaskan untuk mendapatkan eksposur dari bagian terbesar dari penduduk. Sebagian besar dari kita, tentu saja, telah terkena kedua virus tersebut. Dan kami cukup yakin bahwa ini akan menjadi pendekatan yang sangat sukses."


Audiens: "Ini yang menarik. Apa nama dari proposal ini? "


Pembicara: "Ya, nama dari proyek ini adalah FUNVAX, yang merupakan vaksin untuk fundamentalisme agama."


Audiens: "Apakah Anda sudah memiliki proposalnya?"


Pembicara: "Usulan ini baru saja disampaikan. Dan saya pikir bahwa data saya telah menunjukkan anda hari ini akan mendukung pengembangan proyek ini. Dan kami pikir ini sangat menjanjikan "?"-


Sumber-1 (muttaqien post) sumber:http://berita.muslim-menjawab.com/2012/09/muslim-jadi-target-senjata-biologi-yang.htm

Sumber-2 http://bm-muttaqien.blogspot.com/
NYPD membayar saya untuk memata-matai Muslim

Seorang informan untuk unit intelijen Departemen Kepolisian New York (NYPD) telah diperintahkan untuk mengumpan Muslim. Ia menjalani kehidupan ganda, memotret Masjid dan mengumpulkan nama-nama orang yang tidak bersalah yang menghadiri kelompok belajar Islam, menurut pengakuannya kepada AP.

Shamiur Rahman (19), seorang Amerika-Bangladesh yang kini mengecam sendiri tindakannya sebagai seorang informan, mengatakan, polisi menyuruhnya untuk menjalankan strategi yang disebut "membentuk dan menangkap". Dia mengatakan melibatkan percakapan mengenai Jihad, kemudian menangkap respon yang akan dikirim ke NYPD. Untuk pekerjaannya, ia mendapatkan 1.000 USD setiap bulannya dan surat berkelakuan baik dari polisi setelah serangkaian penangkapan ganja kecil.

"Kami membutuhkan Anda untuk berpura-pura menjadi salah satu dari mereka," ujar Rahman yang menambahkan bahwa polisi mengatakan "ini teater jalanan".

Rahman mengatakan ia yakin kini pekerjaannya sebagai informan melawan Muslim di New York telah merugikan konstitusi. Setelah ia menungkapkan kepada teman-temannya mengenai pekerjaannyauntuk polisi-dan setelah ia mengatakan kepada polisi bahwa ia telah dikontak oleh AP-ia tidak lagi menerima pesan teks dari atasan NYPD nya, "steve" dan nomer teleponnya telah tidak aktif.

Rahman menunjukkan bagaimana NYPD melepaskan informan di lingkungan Muslim, sering tanpa target tertentu atau yang dicurigai melakukan kriminal. Apa yang dikatakan Rahman merupakan taktik NYPD yang sering dibantah oleh NYPD sendiri.

AP menguatkan pengakuan Rahman melalui catatan penangkapan dan pesan teks berminggu-minggu antara Rahman dengan handler polisinya. AP juga meninjau foto-foto Rahman yang dikirim ke polisi. Teman-temannya mengonfirmasi Rahman berada di acara-acara tertentu ketika mereka juga berada di sana, dan mantan pejabat NYPD mengatakan walaupun tidak mengenal Rahman secara pribadi, taktik yang ia gambarkan digunakan oleh informan.

Informan seperti Rahman merupakan komponen utama dari program NYPD untuk memonitor lingkungan Muslim sejak tahun 2001. Pejabat polisi telah memata-matai pebisnis Muslim, meletakkan kamera video di Masjid-masjid dan mengumpulkan plat nomer Jamaah Masjid.

Informan yang disebar di Masjid yang secara formal disebut "crawler Masjid", memberitahu polisi apa yang dikatakan oleh imam Masjid dalam setiap khubah mereka dan memberikan polisi daftar peserta yang hadir, bahkan ketika tidak ada bukti bahwa mereka telah melakukan kejahatan. Program ini dibangun dengan bantuan dari CIA.

Polisi merekrut Rahman pada akhir Januari setelah penangkapan ketiga atas tuduhan pelanggaran narkoba, di mana diyakini Rahman memiliki konsekuensi hukum serius. Seorang petugas berpakaian preman mendekatinya di penjara Queens dan bertanya apakah dia ingin mengubah hidupnya.

Bulan berikutnya, Rahman mengatakan, ia berada dalam daftar gaji NYPD.

Juru bicara NYPD, Paul Browne tidak mau berkomentar mengenai hal ini. Dia membantah NYPD menyebar mata-mata.

Dalam sebuah wawancara pada 15 Oktober lalu dengan AP, Rahman mengatakan ia menerima sedikit pelatihan dan memata-matai apapun dan siapapun. Ia mengambil gambar di dalam Masjid yang ia kunjungi dan menguping apa yang dikatakan imam.

Rahman mengatakan, dia berpikir dirinya melakukan pekerjaan penting untuk melindungi New York dan menganggap dirinya pahlawan.

Salah satu tugas pertamanya adalah memata-matai kuliah di Asosiasi Mahasiswa Muslim di John Jay College di Manhattan. Pembicara adalah Ali Abdul Karim, pemimpin keamanan di Masjid At-Taqwa di Brooklyn. NYPD telah memperhatikan Karim selama bertahun-tahun dan siap menyusup ke dalam Masid.

Rahman juga diperintahkan untuk memantau kelompok mahasiswa itu sendiri, meskipun ia tidak diberitahu untuk menargetkan seseorang secara khusus. Steve mengatakan kepadanya untuk mengambil gambar orang-orang yang menghadiri acara itu, menentukan siapa pemilik asosiasi dan mengidentifikasi kepemimpinannya.

Pada 23 Februari, Rahman menghadiri acara dimana Karim yang mengisinya dan mendengarkan dengan baik, dia siap untuk menangkap apa yang disebut "kejanggalan dalam pembicaraan". NYPD mengatakan setiap kata seperti "Jihad" atau "revolusi" perlu dilaporkan.

Talha Shahbaz, wakil presiden kelompok mahasiswa, bertemu dengan Rahman dalam acara tersebut. Saat Karim menyelesaikan pembicaraannya mengenai warisan Malcolm X, Rahman mengatakan kepada Shahbaz bahwa ia ingin tahu lebih banyak mengenai kelompok mahasiswa. Mereka ternyata menghadiri sekolah tinggi yang sama di Qeens.

Rahman mengatakan dia ingin mengubah hidupnya dan berhenti menggunakan narkoba, dan mengatakan ia percaya Islam bisa memberikan tujuan dalam hidup.

Pada hari-hari berikutnya, Rahman berteman dengannya di Facebook dan saling bertukar nomer telepon. Shahbaz, seorang warga Pakistan yang datang ke Amerika tiga tahun lalu, memperkenalkan Rahman dengan Muslim lainnya.

"Dia mengatakan kepada kami bagaimana ia mencintai Islam dan mengubah hidupnya," ujar Asad Dandia yang juga menjadi teman Rahman.

Diam-diam, Rahman mengumpulkan informasi mengenai rincian kehidupan mereka, mengambil gambar mereka ketika makan di restoran, mencatat plat nomer mereka atas perintah dari NYPD.

Sesuai instruksi NYPD, ia pergi ke acara-acara lain di John Jay, termasuk ketika siraj Wahhaj berbicara pada bulan Mei. Wahhaj (62), adalah tokoh menonjol, seorang imam New York yang telah menarik perhatian otoritas selama bertahun-tahun. Jaksa menyertakan namanya dalam tiga setengah halaman daftar nama yang dikatakan "diduga sebagai co-konspirator" dalam pemboman WTC di tahun 1993, meskipun ia tidak pernah dituntut. Pada tahun 2004, NYPD menempatkan Wahhaj dalam daftar pengawasan "terorisme" internal dan mencatat bahwa ideologinya cukup radikal dan anti-Amerika.

Malam itu di John Jay, seorang teman mengambil foto Wahhaj dengan Rahman yang tersenyum.Rahman mengatakan ia terus mengawasi kelompok mahasiswa dan menggunakan Shahbaz dan teman-temannya untuk memudahkan perjalanan ke cara yang diselenggarakan oleh Islamic Circle of North Amerika dan Muslim American Society. Konvensi tahunan masyarakat di Hartford, Conn, menarik sejumlah besar Muslim dan banyak menarik perhatian NYPD. Menurut dokumen yang diperoleh AP, NYPD mengirim tiga informan pada tahun 2008 dalam acara ini.Rahman diberitahu untuk memata-matai dan mengumpulkan setiap informasi. Shahbaz membiayai biaya perjalanan Rahman.

Rahman yang lahin di Queens, mengatakan ia tidak pernah menyaksikan kegiatan kriminal atau melihat orang melakukan sesuatu yang salah.

Dia kadang sengaja salah menafsirkan apa yang dikatakan orang. Misalnya, Rahman mengatakan ia meminta pendapat orang, apa yang mereka pikir mengenai serangan terhadap Konsulat AS di Libya. Itu mudah untuk mengambil pernyataan diluar konteks, ujarnya. Ia mengatakan hanya ingin menyenangkan hati handlernya di NYPD.

"Aku sedang berusaha untuk mendapatkan uang," ujar Rahman. "Aku sedang bermain sebuah permainan."

Rahman mengatakan polisi tidak pernah membahas kegiatan orang-orang yang ditugaskan untuk dimata-matai. Dia mengatakan, polisi pernah berkata kepadanya sekali, "kami tidak berpikir mereka sedang melakukan sesuatu yang saah, kami hanya perlu memastikan."

Suatu hari, pada 16 September, ia bangun pagi-pagi untuk menghadiri acara di Masjid Al Farooq di Brooklyn, mengambil gambar imam dan daftar orang yang hadir. Dia juga memberikan nomer ponsel mereka kepada NYPD. Malam harinya ia memata-matai orang di Masjid Al Ansar, juga di Brooklyn.

Rahman akhirnya memata-matai teman-temannya, mencatat bahwa mereka kadang mengirimkan makanan kepada keluarga Muslim yang membutuhkan. Dia mengatakan ia pernah diidentifikasioleh informan NYPD lainnya.

Ia mengambil 200 USD dari NYPD lainnya dan mengatakan kepada mereka bahwa ia selesai sebagai informan. Ia mengatakan NYPD menawarkan uang lebih banyak, namun ia menolaknya.

Ia mengatakan kepada teman-temannya di Facebook pada awal Oktober bahwa ia merupakan mata-mata polisi namun ia telah berhenti.

Ia juga memperdagangkap pesannya dengan Shahbaz di Facebook, mengakui bahwa ia memata-matai mahasiswa di John Jay.

"Saya adalah seorang informan untuk NYPD, untuk sementara waktu, menyelidiki terorisme," tulisnya pada 2 Oktober. Dia mengatakan bahwa dia tidak lagi berpikir apa yang dijalankannya adalah sesuatu yang benar. Mungkin ia telah memburu "teroris", "tapi aku ragu".

Shahbaz mengatakan telah memaafkan Rahman.

"Aku benci, telah menggunakan orang lain untuk menghasilkan uang," ujar Rahman. "Aku membuat kesalahan". (haninmazaya/arrahmah.com)
Label:

Posting Komentar

Google Anda

facebook 1.1k

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget