Halloween Costume ideas 2015

Phobia koalisi

Penulis : Muhamad Yudha Al-Fikri

Saling klaim jasa adalah memalukan. Menyatakan bahwa Akulah orang yang paling memberikan kontribusi yang besar buat orang lain, itu pun sungguh disayangkan. Jokowi tidak lama lagi akan dilantik sebagai Gubernur Jakarta, 2012-2017. 

Tokoh yang diusung oleh partai PDIP dan Gerinda membuatnya menjadi orang nomor satu di Jakarta. Sikap saling merasa berjasa dan sikap merasa paling banyak berjuang atas kemenangan Pak Jokowi di Jakarta kadang membuat ketawa orang yang melihat. 

Padahal kalau kita amati kembali dan perhatikan, bukan sepenuhnya PDIP dan Gerinda yang menyebabkan Beliau bisa memenangkan pemilihan Gubernur di Jakarta. Tapi memang masyarakat Jakarta sudah tahu dan mengenal Pak Jokowi dari sikap santun yang dimilikinya dan jauh dari sifat arogan. 

Tentu Beliau mempunyai kapabilitas dalam menangani permasalahan - permasalahan di Jakarta yang sudah mengering. Pak Yusuf Kalla mendukung dan memberikan pengaruh yang besar terhadap para konstituen dan masyarakat Jakarta dalam melihat Pak Jokowi.

Peran mantan wakil Presiden itu tentu besar, sebab Beliau pernah merasakan  menjadi wakil Presiden yang pernah tahu bagaimana sifat Pak Foke dalam mengemudi Jakarta. Karena itulah suara JK  yang didengar oleh masyarakat Jakarta ketika menyampaikan alasan - alasan kenapa mendukung Pak Jokowi menjadi Gubernur Jakarta harus diperhitungkan, salah satu alasan yang Beliau katakan. 
" Gubernur Jakarta itu orang yang mau mendengar masukan dari orang lain dan Pak Foke jauh dari sifat itu ".
Tapi, pernahkah dengar Pak JK sebut dirinya. " Akulah yang paling berjasa,".

Lain halnya dengan kedua partai ini.  " Gerindalah yang paling banyak bergerak di masyarakat. Dari partai satu lagi tidak mau kalah. " Kader PDIP yang banyak berjuang dalam menjadikan orang Solo itu nomor satu di Jakarta,".

Pak Taufik Kemas pernah kesal dan mengatakan, " kapok koalisi dengan Gerinda,". Kata - kata itu sebenarnya bukan jiwa ksatria dalam berkoalisi. Menunjukan sifat ego yang tinggi. Berjuang bersama untuk menjadikan Pak Jokowi duduk di kursi Gubernur dan diakhiri dengan kata, " Akulah sang juara, ". Sungguh menyedihkan.

Ketakutan yang berlebihan di tubuh PDIP atas sikap " cari muka" Pak Prabowo di publik setelah kemenangan Pak Jokowi di Jakarta. Padahal Gerinda tidak pernah mengatakan bahwa Ibu Megawati belagak orang yang paling berjasa. 

Sebenarnya Pak Prabowo itu sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia. Tanpa ada wajah Pak Prabowo di layar TV pun, orang sudah kenal siapa pendiri partai Gerinda itu. Masyarakat Indonesia pun tahu, siapa sosok Pak Prabowo.

Tidak serta merta kita katakan bahwa Pak Prabowo akan jadi Presiden Indonesia 2014. Tidak semudah itu, kita negara bebas, kita pun negara yang menjaga kebebasan pers. Rakyat sudah banyak kenal track recod yang pernah dilalui oleh sosok seperti Pak Prabowo. 

Jadi ketakutan berlebihan akan membuat PDIP semakin tidak matang dalam menanggapi masalah yang ada. Kalau kita tinggal di negara yang kebebasan media dijaga ketat, kebebasan media dikerdilkan oleh pemerintah, silakan kita takut akan sikap " cari muka" yang disuguhkan oleh Prabowo. 

Tapi, kita di negara yang mempunyai media massa yang banyak, tiap orang bisa mengakses dari semua situs berita. Orang Indonesia sudah terbuka mindset dalam perpolitikan Indonesia setelah reformasi 1998. Di Indonesia itu butuh seorang pemimpin yang sederhana, transparan dalam anggaran, alokasi dana yang tepat, mengutamakan rakyat dari pada investor. 

Itulah pemimpin yang diperlukan oleh rakyat Indonesia. Partai kan hanya motor penggerak, jadi hanya membantu. Yang menjadi pemain utama adalah tokoh yang diusung. Buktinya Pak Foke diusung partai- partai yang besar dan berpengaruh di Indonesia tapi tetap saja kalah. Bukankah itu bukti bahwa rakyat Indonesia itu sudah mengerti makna dari sebuah kemajuan?
Label:

Posting Komentar

Google Anda

facebook 1.1k

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget