Halloween Costume ideas 2015

Tempe kesukaanku..


Pencinta makanan tempe bakal gigit jari, setidaknya dalam tiga hari ke depan, dan mungkin bisa lebih lama lagi.

Kelangkaan ini disebabkan oleh mogoknya sekitar 4.000 perajin tempe di wilayah Jabodetabek, Banten, Bogor, dan Bandung serta sejumlah kota di Jawa tengah dan Jawa Timur yang dipicu melambungnya harga kedelai.

Padahal, di bulan puasa, konsumsi akan tempe biasanya meningkat tajam, bersamaan dengan konsumsi bahan makanan lainnya seperti daging dan ayam. Tempe, hampir selalu ada setiap hari di dapur keluarga di Indonesia.



Ada yang dibikin sayur tempe, orek, tempe goreng tepung, atau ada juga yang hanya di goreng saja.

Konon, aksi mogok itu dilakukan sebagai bentuk protes kepada pemerintah atas lonjakan harga kedelai yang cukup tinggi saat ini. Hingga akhir pekan kemarin harga kedelai untuk perajin mencapai Rp 8.000 per kilogram. Padahal sebelumnya berada di kisaran Rp 5.500 per kilo gram. Dan menjelang Lebaran, harga kedelai diprediksi melebihi Rp10.000 per kg.

Hingga kini produksi kedelai dalam negeri tidak memadai. Produksi kedelai lokal mencapai 600.000-900.000 ton, jauh dari kebutuhan nasional di kisaran 2,3 juta ton-2,4 juta ton per tahun.

Meroketnya harga kedelai, disebabkan oleh naiknya bea masuk kacang kedelai hingga 7,5%. Akibatnya harga jual ke masyarakat lebih mahal.

Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang merakyat yang kini sudah go international. Negara-negara di dunia seperti Jepang dan Malaysia pun berebut hak paten makanan kaya gizi dan protein tersebut.

Namun, entah kenapa, pemerintah tak pernah serius mewujudkan swasembada kedelai sebagai bahan baku tempe dan lebih senang mengimpor-nya. Pemerintah juga lebih memilih menyenangkan para importir dibandingkan para petani kedelai atau penikmat tempe di Indonesia.

Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai "ragi tempe".

Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif.

Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan aroma khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak masam.

Tempe banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah mendunia. Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai pengganti daging. Akibatnya sekarang tempe diproduksi di banyak tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia.


Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai Indonesia dilakukan dalam bentuk tempe, 40% tahu, dan 10% dalam bentuk produk lain (seperti tauco, kecap, dan lain-lain). Konsumsi tempe rata-rata per orang per tahun di Indonesia saat ini diduga sekitar 6,45 kg.

Setengah mengeluh, Ketua Umum Forum Komunikasi Mahasiswa dan Masyarakat Tegal Muhammad Jumadi mensinyaloir ada permainan dalam melambungnya harga kedelai dan langkanya tempe.

"Awas ada main mata pemerintah dan importir, karena pasti ujung-ujungnya importir yang diuntungkan, karena harga naik, sedangkan permintaan tetap tinggi."


"Kalau benar-benar tempe menghilang, apa kita harus melaporkannya ke Komisi Tempe Hilang? Atau jangan-jangan nanti DPR akan membuat Pansus Tempe? dan Presiden SBY membentuk Satgas Tempe?" ujar Udin, sambil terus mengunyah roti di pos ronda saat sahur tadi pagi.(api)

di ambil : http://www.bisnis.com/articles/krisis-kedelai-lenyapnya-tempe
Label:

Posting Komentar

Google Anda

facebook 1.1k

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget